Jumat, 12 Juni 2015

MARX DAN MARXISME DUNIA


MARX DAN MARXISME DUNIA






Mufazzal
Pembina dan Kepala Bidang Teori-Teori Politik
Forum Intelektual Muda Kajian Politik
(FAMKAP)


ABSTRAK
Marx bukanlah seorang pemikir marxis semata, marx juga seorang pemikir kapitalis yang ulung. Hal ini bisa di lihat dari awal karir marx dalam dunia filsafat, banyak karya-karya Hegel yang sangat di kritis oleh marx sebelum akhirnya marx berkalaborasi bersama anggel untuk mengembangkan sosialis menjadi ilmu pengetahuan yang sempurna. Orang-orang yang meyakini pemikiran marx, disebut marxis. Marx mengatakan bahwa sumber dari konflik ialah terjadinya eksploitasi yang terus-menerus terhadap kaum proletar. Dalam pandangan Marxis, komunis merupakan mode terakhir dari materialisme historis, dimana pada tahap ini tidak ada lagi ekploitasi dari satu golongan atas golongan lain. Dalam tahap ini seluruh golongan sama rata dan sama rasa.

I: PENDAHULUAN
Marxisme adalah teori yang di rancang untuk mempromosikan masyarakat yang baik. Marxisme yakni bagian dari modernitas, teori ini memiliki keyakinan modern bahwa masyarakat dapat di transpormasikan menjadi lebih baik, kemajuan yang dapat di capai dalam organisasi sosial melalui penerapan pengetahuan manusia. Masxisme  bersandar pada keyaninannya bahwa potensi pencapain  dan kebebasan individu terikat pada potensi bagi kemajuan dalam organisasi sosial, yang berarti juga struktur masyarakat, inilah tujuan tujuan akhir dari pada gagasan marx.
Menurut marx, potensi bagi perencanaan individu terkait dengan aktivitas ekononomi atau produksi dari suatu masyarakat, khususnya kesempatan untuk bebas dalam masyarakat modern, semua itu hanya mungkin apabila sistem produksi berbasis kelas di hapuskan.
Yang menjadi pertanyaan besar ialah; mampukah kapitaslisme yang menciptakan kelas itu di hancurkan? Maka untuk mengahancurkan paham kapitalisme, yang di perlukan adalah keyakinan orang akan teori marxis, menyadari bahwa kebebasan tergantung pada penghancuran kapitalisme. Ketika mereka menyadari bahwa kuncinya ada disini, maka mereka akan mengambil tindakan politik untuk menghapus kelas.
Ketika orang menyadari kebenaran teori marxis dan fakta nyata dari kondisi sosial mereka. Kemudian, bersenjatakan kebenaran itu mereka akan bertindak, mengubah masyarakat dan menjadi bebas (Jones: 2003).
II: PEMBAHASAN
Marx dan Materialisme Historis
Dalam teori marxis kegiatan manusia yang paling penting adalah kegiatan ekonomi, produksi unsur-unsur materil. Menurut Marx masyarakat mengorganisasi produksi mereka adalah kunci bagi memahami keseluruhan struktur sosial. Pandangan Marxis adalah bahwa “produksi sarana subsistensi membentuk landasan yang di atasnya institusi negara, konsepsi hukum, seni dan bahkan gagasan tentang agama, dari orang-orang yang bersangkutan berevolusi (pidato Engels di pemakaman Marx, 17 maret 1883).
Bagi marx, struktur sosial tidak tercipta secara acak. Ia berpendapat terdapat pola yang cukup pasti dalam hal cara masyarakat di berbagai tempat di dunia, pada berbagai masa dalam sejarah mengorganisasi produksi benda-benda materil. Teori tentang sejarah dan masyarakat kelak di sebut materialisme historis.
Pertama, semua masyarakat yang ada kini atau ada sejak dahulu hingga kini menunjukkan salah satu dari lima cara mengorganisir produksi. Cara-cara memproduksi ini di sebut Marx sebagai mode produksi. kelima mode ini adalah komunis frimitip, kuno, feodal, kapitalis, dan komunis (dikutip dari Jones: 2003).
Kedua, produksi benda materil berbasis kelas. Meskipun istilah “kelas”  memiliki kegunaan yang berbeda di mana saja dalam sosiologi.

Dalam sistem produksi yang berbasis kelas, barang-barang di produksi dengan cara yang cukup pasti. Mayoritas orang tidak memiliki alat produksi namun melakukan produksi untuk kepentingan minoritas yang memiliki alat produksi. Dalam teori Marxis, ini menjadi ciri kunsi masyarakat non-komunis. Produksi barang material selalu terjadi dengan melakukan eksploitasi tenaga kerja mayoritas, yakni kelas yang tidak memilki sarana produksi oleh kelas minoritas, yang memiliki sarana produksi dan tidak mengerjakan sendiri. Jadi hubungan antar kelas adalh hubungan konflik.
Menurut Marx, sejarah masyrakat manusia adalah sejarah bermacam sistem produktif yang berbasis ekploitasi kelas. Marx mengatakan bahwa kita tidak dapat membagi sejarah masyarakat ke dalam episode (epoch) atau masa, karena setiap masa itu didominasi oleh mode produksi tertentu, dengan hubungan kelas khas sendiri.
Marx, mengatakan tidak semua masyarakat berevolusi dengan kecepatan yang sama. Itulah sebabnya mengapa pada suatu masyarakat tertentu dalam sejarah menunjukkan mode produksi yang berbeda-beda, sehingga masyarakat tersebut berada pada tahap perkembangan sejarah yang berbeda-beda.
Setidaknya ada ada hal-hal mendasar yang membedakan mode produksi komunis dan non-komunis:
Pertama. Semua mode non-komunis mempunyai kesamaan produksi barang-barang dengan menerapkan dominasi dan eksploitasi suatu kelas terhadap kelas yang lain.
Kedua, dalam setiap kasus adalah siapa anggota setiap kelas tersebut.
Ketiga, setiap mode produksi non-komunis memiliki kelas dominan, yang memiliki kekayaan, yang berbeda, demikian pula kelas subordinat yang dieksploitasi, yang tidak memiliki kekayaan, yang berbeda pula.
Keempat, setiap mode tumbuh untuk menyebabkan kematian mode yang lain.
Secara garis besar kelima mode di atas, dapat di golongkan atas tiga mode:
Mode Produksi Kuno
Bentuk tertua mode produksi adalah mode produksi kuno. Mode ini muncul dari mode komunis primitif yang subsisten terutama karena perbaikan teknologi. Hal ini kemudian mendorong produksi surplus, dan mendorong perbaikan pembagian kerja yang lebih kompleks, lebih memungkan dari pada ekonomi subsisten. Sehingga berakibat suatu kelas dominan yang bukan produsen dapat muncul.
Ciri utama dari mode ini ialah manusia dimiliki sebagai kekayaan oleh sebagian orang yang lebih berkuasa, dengan kata lain, inilah mode produksi yang berbasis perbudakan. Pada mode ini terdapat kelas dominan majikan dan kelas subordinat yaitu budak. Produksi terjadi dengan menggunakan tenaga manusia secara paksa, karea mereka di miliki sebagai kekayaan oleh sebagian orang.
Mode Produksi Feodal
Setelah mode kuno menghilang akibat sukarnya negara mengontrol penduduk yang tinggal jauh di bagian jajahan. Seiring hilangnya mode kuno, muncullah mode feodal yang di dasarkan pada kemampuan para pejuang perang atau bangsawan yang mengendalika wilayah-wilayah lokal yang kecil dengan kekuatan senjata untuk menundukkan dan mengeploitasi tenaga kerja pertanian. Dalam feodalisme, kelas dominan  mengontrol tanah, dan mereka kemudian di sebut tuan tanah. Sedangkan kelas subordinat di sebut pelayan.
Produksi terjadi dengan menggunakan tenaga kerja orang-orang yang hanya bekerja untuk tetap hidup semata. Karena tenaga kerja tidak memiliki tanah, mereka hanya menyewa tanah untuk melakukan produksi, dan mereka diwajibkan untk membayar sawah. Pembayaran ini kelak di sebut pajak atau upeti untuk tuan tanah. Pola ini banyak terjadi di negara-negara monarki absolut, di mana seluruh tanah milik raja, sehingga rakyat tidak memiliki hak milik tanah. Setiap masyarakat yang ingin melakukan produksi harus membayar pajak untuk raja.
Mode Produksi Kapitalis
Pada mode ini marx membagi kedalam dua kelas yaitu tenaga kerja yang tidak memiliki apa-apa yang kemudian marx menyebutnya dengan proletar dan kelas majikan yang memiliki segalanya, yang oleh marx di sebut borjuis.
Pada masyarakat kapitalis, karakteristik kepemilikan di mana kaum kapitalis menanamkan kekayaannya. Pada awal permulaan kapitalis kepemilikan produktif terutama dalam bentuk tanah, dimana kaum proletar bekerja dengan upah rendah mengolah tanah tersebut.  Pada tahap kedua dari mode ini, munculnya investasi kapitalis pada pabrik-pabrik dan mesin-mesin akibat dari produksi industrial, sedangkan kaum proletar yang beruapah rendah tertinggal sebagai tenaga industri manual. Pada fase inilah barulah kapitalisme memperoleh bentuk yang khas yaitu kapitalisme industrial. Pada fase ketiga kepemilikan sarana produktif hanya mengambil bentuk investasi modal simpanan (stock) dan saham (shares). Pada fase ini proletar tidak lagi mengontrol secara aktual produksi itu sendiri (yang bersekala kecil).
Peran Suprastruktur Sosial
Istilah suprastruktur menekankan cara di mana suprastruktur suatu masyarakat di ciptakan oleh basisnya. Marx berpandangan bahwa aktivitas ekonomi adalah arsitek yang merancang aspek-aspek lain kehidupan manusia. Marx menyebut suprastrktur merujuk kepada kegiatan ekonomi, yakni basis dari semua aspek dalam masyarakat itu.
Perubahan Sosial
Feodal ke Kapitalisme
Pada masyarakat feodal, pemilik tanah adalah kelas doninan, yang memiliki sarana dominan untuk produksi. Pada masa itu suprastruktur mendukung dominasi feodal dan gagasan yang mencerminkan kelas meraka adalah kelas penguasa. Hubungan antara dunia materi dan dunia gagasan terus berlanjut hingga perubahan ekonomi terjadi.
Ketika kapitalisme menggantikan feodalisme, gagasan suprastruktur harus berubah pula sebagai konsekuensinya, untuk mendukung dan menjustifikasi tataran ekonomi yang baru, sehingga kapitalis dapata bekerja dengan baik.
Menurut Marxis, ketika feodal berlangsung inovasi teknologi mulai mengubah sifat-sifat dasar produksi, dari pertanian dengan menggunakan tenaga kerja manusia menjadi pertanian yang mengguanakan mesin, dan akhirnya enjadi produksi indutri. Ketika perubahan pertanian dan industri terjadi, maka kelas kapitalispun muncul sebagai pemilik sarana produksi. Pada mode ini meski kontrol engambilan keputusan telah beralih ketangan kapitalis, namun pengaruh kuat tuan tanah mampu bertahan hingga saat ini.
Kapitalisme Ke Komunis
Marx juga memperkirakan bahwa proses yang sama akan terjadi tatkala trasformasi mode produksi kapitalis secara rovolusioner menjadi komunis terjadi. Namun gagasan revolusioner ini hanya akan muncul sebagai hasil dari munculnya kesadaran kelas. Hal ini bisa terjadi jika kapitalisme berkembang sebagai mode produksi. Menurut Marx evolusi kapitalisme hanya akan terjadi apa bila ada eksploitasi terus menerus terhadap kelas pekerja. Sebagai akibatnya, langkah-langkah yang diambil untuk meyakinkan adanya ‘kemajuan’ kapitalisme sebagai sistem produktif, pada saat yang sama, akan menjamin tumbuhnya benih-benih keruntuhannya sendiri. Demikian yang di akan terjadi menurut Marx.
Seperti yang sudah kita bicarakan panjang lebar diatas, bahwa kapitalisme sudah di bangun sebelum perkembangan industri. Tapi dengan rovolusi industri yang merepresentasikan kemajuan bagi kapitalisme. Sejak saat itu produksi industrial melahirkan pemukiman-pemukiman yang besar serta kumuh di perkotaan. Tatkala kapitalisme berkembang sebagai mode produksi, eksploitasi meningkat pula. Ketika hal ini terjadi, kesadaran kelas milai menggantikan kesadaran semu (jones: 2003).
Seperti yang juga telah kita bahas panjang lebar di atas bahwa produksi kapitalis tergantung pada akumulasi model. Kaum kapitalis mengakumulasikan  modelnya degan meningkatkan hasil penjualan barang-barang yang diproduksi, sementara pada saat yang sama menurunkan biaya produksi. Akibatnya menurut menurut Marx ada dua hal yang terjadi. Pertama kapitalis yang lebih kecil yang kekuranagn modal untuk membeli mesin-mesin baru, mereka tidak akan bisa bersaing dengan kapitalis yang memiliki modal besar. Kedua, pengangguran akan meningkat di kalangan proletar, akibat produksi kapitalis mengantikan tenaga kerja manual dengan  mesin-mesin.
Selanjutnya marx mengatakan, ketika kaum proletar semakin miskin, mereka mendorong kesadaran kelas. Jadi, kaum proletar ditransformasikan dari kelas fakta menjadi kelas pemikir. Ketika kesadaran kelas ini mencapai puncaknya, kaum proletar bangkit dan meruntuhkan kapitalisme, mengambil alih sarana produksi dan aparatur negara, sama seperti apa yang dilakaukan oleh kaum kapitalis ketika merebut dari feodalsime.
Menurut marx, revolusi ini merupakan revolusi final dalam suatu masyarakat yang tidak akan ada kelas pengeksploitasi baru.

Ideologi
Hal yang sangat menonjol dalam pandangan Marxis terhadap  dunia gagasan adalah perhatiannya kepada hakikkat ideologi. Dalam pandangan Marx ideologi adalah sistem keyakinan:
·         Melegetimasi sistem produksi berbasis kelas yang seolah-olah benar dan adil.
·         Mengaburkan ealitas atas konsekuensi dari kesadaran orang.
Dalam pndangan Marxis gagasan, keyakinan dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat kelas tidak hadir secara kebetulan. Gagasan, keyakinan dan nilai-nilai itu bertindak sebagai ideologi, memelihara strukture yang ada, tanpa adanya dukungan ideologi struktur akan runtuh
Kelas dominan melakukan penguasaan atas kelas bawah menggunakan ideologi. Masyarakat kelas dominan melakukan rekayasa terhadap proletar hingga tanpa di sadari, mereka rela mendukung kelas dominan (borjuis).
Dalam pandangan Marxis, golongan dominan kerap kali menerapkan pemaksaan untuk mempertahankan kekuasaan dan supremasinya, namun bukan berarti tanpa pemaksaan itu ekploitasi tidak ada. Selanjutnya kaum marxis berpendapat, kurangnya pemaksaan terang-tenrangan tidak berarti pihak oposisi meingkat, sehingga untuk membuat pihak subordinat patuh dan tunduk tidak harus menggunakan kekuatan paksaan, yang terjadi adalah  pihak dominasi tidak menyadari kondisi mereka karena efektifnya ideologi yang di sosialisasikan kepada mereka.

Institusi
Marxis mengolongkan institusi ini menjadi dalam dua bagian yang cukup mendasar, selain institusi ekonomi yakni keluarga dan pendidikan.
Keluarga
Kebanyakan analisis marxis menaruh perhatian besar pada cara dimana keluarga cenderung mendorong dan mereproduksi hubunganhirarki yang tidak egaliter, yang bertindak sebagai kutub pengaman, meredam rasa kurang senang, sehingga keluarga kehilangan isi revolusioner. Dengan menyediakan tempat dimana anak-anak di konsepsikan, dilahirkan, dan dibesarkan dengan aman, keluarga sebenarnya menyiapkan tenaga kerja untuk masa depan. Pada saat yang sama, dengan menawarkan pusat relaksasi, rekresi, pnyegaran dan istirahat, keluarga membantu untuk meyakinkanbahwa kekuatan tenaga kerja masa kini kembali bekerja setiap hari dengan kapasitas untuk bekerja diperbaharui dan di perkuat. Inilah yang dimaksud ketika dikatakan bahwa keluarga mereproduksi tenaga kerja atas dasar generasi selain keseharian.
Pendidikan
Kaum Marxis mempercayai, Pendidikan haruslah berorientasi kepada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya sendiri. Pengenalan itu tidak cukup hanya bersifat obyektif atau subyektif, tapi harus kedua-duanya. Kebutuhan obyektif untuk merubah keadaan yang tidak manusiawi selalu memerlukan kemampuan subyektif (kesadaran subyektif) untuk mengenali terlebih dahulu keadaan yang tidak manusiawi, yang terjadi senyatanya, yang obyektif. Obyektivitas dan subyektivitas dalam  pengertian ini menjadi dua hal yang tidak saling bertentangan, bukan suatu dikotomi dalam pengertian psikologis.
Kesadaran subyektif dan kemampuan obyektif adalah suatu fungsi dialektis yang ajeg (constant) dalam diri manusia dalam hubungannya dengan kenyataan yang saling bertentangan yang harus dipahaminya. Memandang kedua fungsi ini tanpa dialektika semacam itu bisa menjebak kita ke dalam kerancuan berfikir. Obyektivitas pada pengertian si  penindas bisa saja berarti subyektivitas pada pengertian si tertindas, dan sebaliknya. Jadi hubungan dialektis tersebut tidak berarti persoalan mana yang lebih benar atau yang lebih salah.
Sistem pendidikan yang pernah ada dan mapan selama ini dapat diandaikan sebagai sebuah “bank” (banking concept of education) di mana pelajar diberi ilmu pengetahuan agar ia kelak dapat mendatangkan hasil dengan lipat ganda. Jadi, anak didik adalah obyek investasi dan sumber deposito petensial. Mereka tidak berbeda dengan komoditi ekonomis lainnya yang lazim dikenal. Depositor atau investornya adalah para guru yang mewakili lembaga-lembaga kemasyarakatan mapan dan berkuasa, sementara depositonya adalah berupa ilmu  pengetahuan yang diajarkan kepada anak didik
Freire percaya bahwa tugas utama pendidikan sistematis adalah reproduksi ideologi kelas dominan, reproduksi kondisi-kondisi untuk memelihara kekuasaan mereka, namun tepatnya karena hubungan antara pendidikan sistematis, sebagai suatu subsistem dengan sistem sosial, merupakan hubungan pertentangan dan kontradiksi timbal balik.
Dalam pandangan marxis kehidupan keluarga dan sekolah hanya menguntungkan kapitalisme dapat secara absah, kedua fungsi di atas hanya sebagai fungsi institusi-institusi tersebut dalam memenuhi kebutuhan kapitalisme. Di sini marxis bukan berarti menolak institusi keluarga dan pendidikan, akan tetapi marx meyakini kedua institusi di atas hanya di jadikan sebagai memenuhi topeng kapitalis yang seolah-oleh tampak baik, padahal kedua institusi tersebut telah di gunakan oleh kapitalisme untuk menyokong kebutuhan para kaum kapitalis itu sendiri. Mereka memberi pendidikan, kemudian orang-orang yang telah terdidik tersebut di pekerjakan dengan murah, mereka banyak melakukan kontrak pendidikan dengan yang di didik.

III: PENUTUP
RANGKUMAN
Meski banyak upaya yang dilancarkan oleh pemikiran seperti neo-marxis, kapitalis nampaknya tidak teramcam. Namun, tidaklah berarti bahwa teori marxis merupakan teori yang buruk tentang kapitalis. Hanya karena teori marxis ingin menjadi teori tindakan politik makan tidaklah berarti teori ini keliru sebagi teori ekonomi politik.
Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakannya di kalimat  pembuka pada buku Communist Manifesto (1848): “ Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas”.
Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat (kaum paling bawah di negara Romawi). Marxisme terlahir dari perlawanan dan perjuangan kelas buruh melawan sistem kapitalis, dan juga mewujudkan obsesi kemenangan gerakan sosialis. itu adalah dasar pijakan muncul gerakan ini, namun teori awal tujuan gerakan Marxisme tidak sesuai dengan realita dan cita Marx sesungguahnya.
Terdapat lima macam sistem produksi, empat macam telah muncul bergantian dalam masyarakat manusia. Sistem kelima diramalkan akan muncul pada hari esok yang dekat, dan sekarang sudah mulai terbentuk; (1) Sistem komunisme primitif, (2) Sistem produksi kuno yang didasarkan atas perbudakan, (3) Tingkatan dimana kelompok-kelompok feodal menguasasi penduduk-penduduk, (4) Timbullah sistem borjuis atau kapitalis dengan meningkatnya perdagangan, penciptaan dan pembagian pekerjaan, sistem pabrik menimbulkan industrialis kapitalis, yang memiliki dan mengontrol alat-alat produksi, (5) Masyarakat tanpa kelas atau komunisme murni.
Pikiran dasar materialisme historis adalah arah yang ditempuh sejarah sama sekali ditentukan atau dideterminasi oleh perkembangan sarana-sarana produksi yang materiil. Jika sebagai contoh kita memilih pengolahan tanah, maka perkembangan sarana produksi adalah; tugal, pacul, bajak, mesin. Biarpun sarana-sarana produksi merupakan buah hasil pekerjaan manusia, tetapi sejarah tidak tergantung pada kehendak manusia. Menurut pendapat Marx manusia memang mengadakan sejarahnya, tetapi ia tidak bebas dalam mengadakan sejarahnya. sebagaimana juga materi sendiri, sejarahpun dideterminasi secara dialektis bukan secara mekanistis.

RUJUKAN
Bottomore, T. And Rubel,M. Karl Marx: selected writing. Penguins. 1963.
Elster, Jon. Making sence of marx. Cambridge University Press. 1995.
------------- An Introduction to Karl Marx. Cambridge University Press. 1986.
Jones, Pip. Introducing Social Theory. 2003.
McLellan, David. Karl Marx: his life thought. Macmillan. 1973.
-------------------.The Thought of Karl Marx. Macmillan. 1980.
Worsley, Peter. Marx and Marxism. Tavistick. 1982.
Freire,Paulo.1986. Pedagogy of The Oppressed. New York:Praeger.


#Semoga Bermanfaat#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar